Kamis, 11 Maret 2010

Ramuan Atasi Masuk Angin

Masuk angin biasa ditandai dengan terganggunya alat pernapasan dan pencernaan. Perut kembung, mual, muntah, batuk, pilek, dan sariawan merupakan beberapa dari tanda-tanda itu. Berikut ini beberapa ramuan untuk mengatasinya.

Tradisi minum ramuan tradisional atau tanaman obat sudah ditinggalkan orang. Tak lain karena kebanyakan orang tak lagi mengetahui kegunaan dari tanaman tersebut untuk pengobatan.

Bahkan, sebagian orang menganggap ramuan tradisional itu kuno, repot, pahit, bau, dan tidak manjur. Padahal, menurut Yellia Mangan, herbalis dan praktisi pengobatan tradisional di Jakarta, ramuan tradisional cukup efektif untuk mengobati penyakit pada anak, terutama penyakit ringan seperti pilek, panas, diare, ataupun masuk angin. Semua itu dengan catatan, bila dalam waktu 3 hari tak ada gejala membaik, anak tetap harus dibawa ke dokter.

Pemanfaatan bahan-bahan berasal dari alam, termasuk tanaman dan mineral untuk kesehatan tubuh, relatif lambat daya kerjanya. Namun, seperti dijelaskan Drs. Bambang Mursito, Apt, MSi., pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta, beberapa kalangan berpendirian bahwa efek samping akibat penggunaan bahan alam tidak lebih besar daripada bahan obat yang dibuat secara sintesis.

Soal dosis, menurut Yellia, ramuan yang terbuat dari tanaman obat memang punya dampak cukup berbahaya bila berlebihan, seperti timbulnya rasa mual, muntah, pusing, dan diare. Sebaliknya, bila dosisnya terlalu sedikit, bisa tidak efektif dan lama sembuhnya.
“Jadi, bila tak yakin pada ukuran ramuan, lebih aman tanyakan kepada herbalis atau yang sudah berpengalaman. Bisa juga berpatokan pada buku-buku ramuan,” katanya.

Berikut ramuan peluruh gangguan pernapasan dan pencernaan yang ditawarkan Drs. Bambang Mursito, Apt, M.Si.

Gangguan Pencernaan
Tanda-tanda masuk angin pada gangguan saluran pencernaan anak, antara lain mual, muntah, dan masuk angin. Gejala lain, yakni sariawan, kembung dan mulas, cacingan, sembelit, diare, dan kurang nafsu makan.
Berikut ramuan untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan:

1. Sariawan
Bahan: 1 jari rimpang temulawak, 1 jari buah asam, gula aren, 1 gelas air
Pemakaian: Cuci bersih temulawak, lalu iris tipis-tipis. Masak bersama-sama asam dan air hingga mendidih. Setelah dingin, saring. Tambahkan gula aren sambil diaduk. Minum tiap pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.
Bahan: 10 helai daun sirih, 1 gelas air
Pemakaian: Cuci daun sirih. Masak dengan segelas air dalam kuali tertutup hingga mendidih. Setelah dingin, saring. Airnya digunakan untuk kumur-kumur sebelum makan. Lakukan setiap hari hingga sembuh.

2. Kembung dan Mulas
Bahan: 5 helai daun delima putih, 1/2 gelas air
Pemakaian: Cuci bersih bahan sambil diremas-remas. Tambahkan air, lalu masak hingga mendidih. Setelah dingin, saring. Airnya diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
Bahan: 1/2 jari rimpang temulawak, 1/2 jempol buah asam jawa, 1/2 jempol gula aren, 1/2 gelas air
Pemakaian: Cuci bersih temulawak, lalu parut. Tambahkan asam jawa dan air, kemudian peras. Tambahkan gula aren ke dalam air hasil perasan, lalu aduk hingga homogen. Minum tiap pagi dan sore hingga sembuh.

3. Cacingan
Bahan: 3 jari rimpang jahe, 1 sendok makan madu, 1 1/2 gelas air
Pemakaian: Cuci jahe dengan air bersih, lalu potong tipis-tipis. Masak hingga mendidih. Setelah dingin, saring. Tambahkan madu, aduk hingga homogen. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
Bahan: 2 sendok makan biji pepaya, 1 sendok makan madu, 1 gelas air matang
Pemakaian: Cuci bersih biji pepaya, lumat dengan dengan air panas, lalu peras. Tambahkan madu. Minum sekaligus. Lakukan setiap pagi hingga sembuh.

4. Sembelit
Bahan: 20 gram daun lidah buaya, 2 sendok makan madu
Pemakaian: Kupas daun lidah buaya. Masukkan daging daun lidah buaya dalam sebuah wadah, tambahkan madu. Aduk hingga homogen. Minum tiap pagi dan sore hingga sembelit hilang.
Bahan: 1 jari rimpang temulawak, 1/2 gelas air
Pemakaian: Cuci rimpang temulawak, potong tipis-tipis. Masak hingga mendidih. Setelah dingin, saring. Airnya diminum sekaligus. Lakukan setiap pagi hingga sembuh.

5. Diare dan Muntah
Bahan: 3 sendok teh adas, 5 lembar daun jambu biji, 10 cm kulit batang pulasari
Pemakaian: Cuci bersih adas dan daun jambu biji. Adas dimemarkan, sedangkan daun jambu biji dipotong kecil-kecil. Tambahkan 1 1/2 gelas air dan batang pulasari, masak hingga mendidih selama 30 menit. Setelah dingin, saring. Airnya diminum tiap pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.
Bahan: 20 helai daun salam, 1 gelas air
Pemakaian: Cuci bersih daun salam, lalu haluskan. Masak hingga mendidih selama 30 menit. Setelah dingin, saring. Airnya diminum tiap pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan hingga sembuh.

6. Kurang Nafsu Makan
Bahan: 10 lembar daun pegagan, 1 1/2 gelas air, 1 sendok makan madu.
Pemakaian: Cuci bersih daun pegagan, lalu masukkan dalam sebuah wadah dan didihkan hingga 15 menit dalam keadaan tertutup. Setelah dingin, saring. Tambahkan madu. Minum ramuan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
Bahan: 1 jari rimpang temulawak, 10 gram asam jawa, 30 gram gula jawa, 1 1/2 gelas air.
Pemakaian: Cuci bersih temulawak, lalu potong kecil-kecil. Masukkan asam jawa, masak hingga mendidih dalam keadaan tertutup. Tambahkan gula, aduk hingga homogen, lalu saring. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Gangguan Pernapasan
Keluhan seputar sakit di saluran pernapasan paling umum menimpa anak-anak, terutama di musim hujan atau pancaroba. Petunjuk umum adanya gangguan di sistem pernapasan adalah batuk, demam, kesulitan bernapas, bersin, rasa tidak enak pada tenggorokan atau dada, nyeri dada, bibir membiru, serta suara mendengkur saat bernapas.

Berikut ramuan untuk mengatasinya.
1. Batuk
Bahan: 30 gram bawang putih, 25 gram gula batu, 1 gelas air matang
Pemakaian: Kupas kulit bawang putih, lalu lumat. Tambahkan gula batu dan 1 gelas air matang, diamkan selama 5 jam, lalu saring. Minum sehari sekali, 1 sendok makan.

2. Asma
Bahan: 1 batang rimpang alang-alang, 1/2 jari rimpang kencur, 5 lembar daun sirih, 1 gelas air, 1 sendok makan madu, 1 sendok teh air jeruk nipis
Pemakaian: Cuci semua bahan. Alang-alang dan kencur dipotong-potong, daun sirih diremas-remas. Masak hingga mendidih dalam keadaan tertutup. Setelah dingin, saring. Tambahkan madu dan air jeruk nipis, aduk hingga homogen. Minum sekali sehari sebelum tidur, sebanyak 1/2 gelas.

3. Demam
Bahan: 3 buah umbi bawang merah, 2 sendok makan minyak kelapa, 1/2 sendok makan minyak kayu putih, 1 iris buah jeruk nipis.
Pemakaian: Kupas bawang merah, potong tipis-tipis, lalu hancurkan. Tambahkan minyak kelapa, minyak kayu putih, serta air perasan jeruk nipis. Campuran diaduk hingga homogen. Gosokkan pada ketiak, punggung, perut, dan kepala. Lakukan dua kali sehari, tiap pagi dan sore. Untuk membersihkan, gunakan air hangat.

4. Pilek
Bahan: 5 buah umbi bawang merah, 5 buah umbi bawang putih, 5 jari rimpang jahe, 2 gelas air.
Pemakaian: Jahe dicuci bersih, bawang merah dan bawang putih dikupas, lalu potong kecil-kecil. Tambahkan 2 gelas air dan dimasak hingga mendidih dalam keadaan tertutup. Setelah dingin, saring. Minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas
Sumber : GHS

Read More......

Cara Sederhana Atasi Hidung Tersumbat

Siapa yang tidak ingin bernapas lega di saat sedang pilek? Banyak obat-obatan yang menjanjikan khasiat mujarab dengan harga yang tidak murah. Kalaupun obat-obatan ini berhasil melegakan hidung yang tersumbat, tapi tetap menimbulkan efek samping seperti pusing atau mulut kering yang membuat tidak nyaman.

Salah satu cara pengobatan sementara yang paling baik, murah dan tanpa komplikasi adalah dengan menghirup uap. Untuk mengencerkan ingus dalam hidung dan rongga sinus dan melegakan penyumbatan, hiruplah uap panas.

Caranya, didihkan air dalam panci dan hirup uapnya selama beberapa menit. Hati-hati, jangan terlalu dekat karena dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

Kadang, saat menghirup uap ada yang menudungi kepalanya dengan handuk sehingga membentuk tenda. Cara ini juga bermanfaat untuk mencairkan dahak di dada. Mandi dengan pancuran air panas yang beruap juga dapat melegakan pernapasan
Sumber :Mayo Clinic

Read More......

Pepaya, Buah Para Malaikat Kaya Vitamin dan Mineral

Pepaya merupakan buah yang kaya vitamin dan mineral. Selain dikonsumsi langsung, pepaya biasanya dipakai sebagai campuran rujak, jus, dan es buah. Pepaya juga kerap dikonsumsi untuk mengatasi sembelit.

Buah pepaya atau yang disebut dengan Carica papaya L sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Christopher Columbus menyebut buah ini sebagai "the fruit of the angels", buah para malaikat. Menurut VN Villegas dalam tulisannya yang dimuat dalam Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2, setiap 100 gram pepaya terkandung 450 miligram vitamin A, 74 miligram vitamin C, 86,6 gram air, 0,5 gram protein, dan 0,7 gram serat.

Berbagai vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya antara lain potasium, elektrolit yang penting bagi tubuh, dan kalsium yang bermanfaat bagi tulang. Mineral lain, seperti kalium dan magnesium, juga terkandung di dalam pepaya. Sementara itu, enzim papain-nya berfungsi memecah serat makanan sisa sehingga mempermudah buang air besar. Pepaya juga bermanfaat untuk mengobati lambung dan mengurangi panas tubuh.

Selain daging buahnya, daun pepaya juga berkhasiat. Selain untuk sayur dan lalap, daun pepaya bermanfaat untuk mengobati malaria, cacingan, sakit perut, meningkatkan nafsu makan, serta melunakkan daging. Bijinya bisa mengobati cacingan. Sementara itu, getah dan akarnya bisa mengobati sakit kandung kencing, bahkan digigit ular
Sumber : Kompas.com

Read More......

Daun Pepaya, Senjata Baru Pelawan Kanker

Di balik rasanya yang pahit, ternyata daun pepaya menyimpan manfaat sebagai zat pelawan kanker. Oleh para ahli, kehebatan daun pepaya dalam melawan berbagai jenis tumor di tubuh ini disebut sebagai ”sangat mengagumkan”.

Adalah peneliti Nam Dang dari Universitas Florida dan rekannya dari Jepang yang memublikasikan temuannya mengenai manfaat ekstrak daun pepaya untuk melawan kanker serviks, payudara, liver, paru, dan pankreas. Para peneliti menggunakan ekstrak daun pepaya yang sudah kering dan dimanfaatkan sebagai teh daun pepaya.

Dalam riset yang dilakukan Dang diketahui, ekstrak daun pepaya akan menghasilkan molekul yang disebut Th1 tipe sitokin yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini akan mendukung terapi yang memanfaatkan sistem imun untuk melawan kanker.

Para ahli mengatakan, ekstrak pepaya tidak memiliki efek toksik pada sel normal sehingga lebih aman daripada terapi kanker pada umumnya. Dalam penelitiannya, 10 tipe kultur sel kanker dipajan dengan ekstrak daun pepaya untuk kemudian diamati selama 24 jam. Ternyata, pepaya memperlambat pertumbuhan sel tumor pada semua jenis tipe kanker.

Selain dikonsumsi sebagai buah, pepaya juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, khususnya oleh suku Aborigin di Australia, penduduk Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya.
Sumber : Kompas.com

Read More......

Sabtu, 26 Desember 2009

Kenali Wujud Asli Stres

Setiap orang pasti pernah merasakan stres, tapi tidak semua orang dapat menemukan solusi yang tepat. Itu mengapa, Lyle H. Miller, PhD., dan Alma Dell Smith, PhD., melalui bukunya The Stress Solution membantu kita untuk mendefinisikan stres dengan benar. Ketika kita mampu memetakan stres maka dengan mudah menemukan jalan keluarnya.

Semua orang memiliki sumber stres yang sama. Ini adalah pernyataan yang salah karena setiap orang memiliki ketahanan emosi yang berbeda ketika dihadapi dengan berbagai masalah atau sumber stres.

Stres akan selalu berdampak buruk bagi kita. Untuk memahami ini, kita bisa menggunakan analogi alunan musik. Jika alunan musiknya lembut, kita bisa jadi menganggapnya musik yang menenangkan. Tapi ketika kita diberi hentakan musik yang kencang, kita baru bisa mengatakan musik ini memekakan telinga. Hal serupa juga diterapkan pada stres.

Ketika level stres masih ringan maka kita bisa mengartikannya sebagai proses pematangan diri. Tapi begitu kita putus asa, maka penyebab stres akan kita sebut sebagai kehancuran. Tapi ibarat mendengarkan musik yang kita perlukan adalah manajemen emosi. Bagaimana membuat emosi kita bisa sejalan dengan logika untuk mengantarkan kita jalan keluar, karena setiap masalah pasti ada penyelesaiannya.

Sumber stres ada di mana-mana, jadi kita tidak bisa menghindarinya. Tidak sepenuhnya benar, karena jika kita mengetahui tujuan hidup kita maka kita tidak dengan mudah menyerah dengan masalah yang dihadapi.

Pilih cara paling populer atau yang banyak digunakan orang untuk keluar dari masalah. Menyelesaikan masalah tidak bisa menggunakan ilmu universalitas. Karena setiap manusia dilahirkan dengan keunikan masing-masing maka cara kita meresponi masalah yang ada pun akan berbeda. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengenali diri sendiri untuk kemudian memahami bagaimana memetakan masalah sesuai kepekaan kita.

Stres akan disebut sebagai stres ketika kita menunjukkan gejala-gejala kelabilan emosi. Tidak selamanya benar, karena kadang kala kita melakukan pengingkaran ketika kita sedang dihadapkan pada satu masalah. Pengingkaran inilah yang kemudian menumpuk menjadi masalah psikologis yang sangat mungkin mengganggu kesehatan fisik kita.

Untuk itu, sekecil apapun masalah yang kita hadapi, jujurlah pada diri sendiri dan temukan jalan keluarnya dengan keberanian. Karena menghadapi masalah adalah hal yang wajar bagi setiap manusia.

Jika belum sampai pada level gangguan psikologis, tidak perlu kuatir. Tanpa kita sadari, stres ringan pun bisa memengaruhi kebugaran tubuh. Pertanda seperti sakit kepala atau asam lambung yang naik tiba-tiba, sering kali kita anggap sebagai penyakit biasa. Padahal tubuh akan bereaksi mana kala emosi kita tidak stabil. Untuk itu, jangan pernah anggap remeh bahasa tubuh kita.

Sumber : www.preventionindonesia.com

Read More......

Hindarkan Diri dari Depresi

Bila rasa tidak berdaya dan ketidakberkemampuan menyerang kita secara intens, maka hal ini akan menuju pada bentuk distres emosional yang disebut depresi. Bila tidak ditangani, depresi bisa berakumulasi menjadi masalah yang serius.

Depresi juga tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi memberi dorongan bunuh diri yang cukup kuat. Manfaatkan hubungan dengan orang-orang terdekat untuk menyalurkan perasaan dan segera cari pertolongan ahli bila stres tidak teratasi.

Mitos: "Saya tak butuh antidepresi, dengan bantuan teman masalah saya bisa selesai."
Fakta: Anda butuh lebih dari sekadar teman untuk melawan depresi. "Mengutarakan perasaan pada teman dan keluarga memang bisa jadi tempat penyaluran rasa stres, namun orang dengan depresi serius akan lebih baik bila memadukan sesi konseling dan obat antidepresan," kata Vivian Burt, MD, PhD, profesor psikiatri dari David Geffen School of Medicine, UCLA, Amerika Serikat.

Mitos: "Punya anak seharusnya membuat bahagia."
Fakta: 15-20 persen ibu yang melahirkan berpotensi mengalami baby blues. Gejala depresi yang paling umum pasca melahirkan adalah perasaan kosong yang luar biasa, merasa tidak berguna dan tidak berharga, banyak menangis, dan lain sebagainya. Berbagi pekerjaan dalam perawatan anak, menulis buku harian, dan menceritakan perasaan pada suami, orangtua, teman, atau dokter, bisa dilakukan untuk mencegah depresi berkembang lebih jauh.

Mitos: "Ini bukan depresi, ini cuma mood swing karena menopause."
Fakta: Menopause bukan alasan untuk tak mencari pertolongan. "Apa pun yang membuat Anda merasa depresi, sekalipun itu karena menopause, Anda butuh bantuan yang nyata untuk keluar dari kondisi ini," kata Burt.

Mitos: "Saya tak ingin membebani orang lain dengan masalah saya".
Fakta: Bicara dengan teman, atau dengan terapis, akan sangat membantu Anda keluar dari rasa kesepian dan putus asa. "Pada usia lanjut, orang lebih rentan mengalami depresi. Itu sebabnya mereka butuh dukungan dari lingkungannya," kata Burt.

Mitos: "Saya orang yang berprinsip dan yakin dengan semua keputusan saya."
Fakta: Pribadi yang rentan terhadap depresi adalah yang kurang terbuka terhadap sosialisasi dan bersikap pasif reaktif. Biasanya orang dalam kelompok ini punya kecenderungan kuat untuk berpikir sendiri serta selalu berupaya memecahkan masalah sendiri tanpa menyertakan pertimbangan dari orang lain, lingkungan, atau kenyataan. Hal spesifik pada penderita depresi adalah sering menghukum diri dengan pikiran yang sebenarnya membuat mereka susah sendiri.
Sumber : Kompas.com

Read More......

Bayi Kuning, Normalkah?

Bayi kuning atau istilah medisnya ikterus neonatus biasa terjadi pada bayi baru lahir. Sekitar 60 persen bayi lahir cukup bulan dan 80 persen bayi prematur mengalami ikterus. Meski hal biasa, namun tanpa perawatan yang baik, bayi kuning bisa kejang-kejang, bahkan cacat.

Ikterus neonatus terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin dalam darah menjadi bermasalah karena fungsi hati pada bayi baru lahir belum "matang" atau belum optimal. Akibatnya, produks bilirubin bebas berlebihan, sementara proses pembuangannya sedikit.

Kematangan fungsi hati berlainan untuk setiap bayi. Biasanya tiga sampai empat hari setelah bayi dilahirkan, hati baru bisa berfungsi normal. Namun, ada juga bayi yang membutuhkan waktu satu sampai dua minggu.

Pada bayi normal, kadar bilirubin umumnya akan meningkat mulai hari ke-2 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 atau ke-7. Selanjutnya, bilirubin akan menurun kembali kadarnya sampai hari ke-10.

Bila ikterus ini bersifat fisiologis, kadar birilubin tersebut akan berkisar antara 5-7 mg, dan tidak melebihi 12 mg. Namun, jika kadar bilirubin ini mencapai 15 mg, perlu dilakukan penanganan khusus. Jika terlambat mendapat perawatan, bayi bisa mengalami kejang, cacat otak, bahkan meninggal dunia.

Untuk memantau warna kuning pada bayi, perhatikan bagian mata bayi. Jika putih matanya berubah kuning, berarti bayi mengarah ke kuning. Kuning menjalar dari sekitar wajah ke seluruh tubuh. Perhatikan pula warna urin bayi, bila warnanya kuning tua atau cokelat, kemungkinan kadar bilirubinnya sudah sangat tinggi. Orangtua harus segera membawa bayi ke rumah sakit bila bayi tidak aktif, sering mengantuk, lemas, demam, dan tidak mau minum.

Jika kadar bilirubin bayi tinggi, maka fototerapi (terapi sinar biru) perlu dilakukan. Karena kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan keracunan pada otak bayi, yang akhirnya dapat menyebabkan retardasi mental atau palsi serebral. Bila kadar bilirubin tak terlalu tinggi, pemberian ASI bisa sangat membantu.
Sumber : Kompas.com

Read More......