Kamis, 08 Januari 2009

Lahir Prematur Perburuk Sensitivitas

Kelahiran seorang anak merupakan saat yang dinantikan banyak orangtua. Namun, jika anak lahir prematur karena berbagai penyebab, para orangtua hendaknya mewaspadai proses tumbuh kembang sang buah hati.

Hal ini disebabkan, kelahiran prematur bisa menyebabkan perburukan permanen pada daya sensor anak. Hasil studi di Inggris terhadap 43 anak usia 11 tahun yang lahir 14 minggu lebih awal menunjukkan, daya sensor anak-anak itu terhadap suhu udara berkurang.

Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Pain, kelahiran prematur kemungkinan juga memengaruhi persepsi tentang rasa sakit. Para investigator dari The University College London menyatakan, sistem saraf pemicu rasa takut yang biasanya mudah diserang berubah pada tahap sangat awal perkembangan.

Bayi prematur yang dirawat secara intensif terpapar berulang kali mengalami prosedur yang menyakitkan, di antaranya pemeriksaan darah, yang kemungkinan jadi pemicu perubahan sistem saraf itu.

Temuan tersebut penting seiring meningkatnya jumlah bayi yang dilahirkan secara prematur di seluruh dunia. Semua pihak terkait juga harus mengupayakan perbaikan kualitas hidup sebagus upaya menyelamatkan jiwa serta menghindari prosedur menyakitkan yang tidak perlu bagi para bayi yang lahir terlalu muda itu.

Risiko lebih tinggi

Menurut Prof Neil Marlow, peneliti, sebagaimana dikutip dalam situs BBC, bayi yang lahir terlalu dini memiliki risiko lebih tinggi terhadap ketidakmampuan dan serangan penyakit dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan atau tak prematur.

Studi EPICure telah mendata anak-anak yang lahir pada akhir tahun 1995. Temuan terakhir telah memperlihatkan, anak-anak tersebut kurang sensitif terhadap suhu panas dan dingin.

Hal ini dijumpai pada seseorang yang juga menjalani operasi saat melahirkan bayi. Sebab, trauma hebat pada masa-masa awal kehidupannya memengaruhi tingkat kepekaan bayi terhadap suhu udara.

Karena urat saraf yang mentransmisikan suhu badan ataupun rasa sakit adalah sama, anak-anak yang lahir prematur juga memiliki sensitivitas lebih rendah terhadap rasa sakit.

Meski perburukan itu tidak menimbulkan dampak terhadap keselamatan jiwa anak-anak itu, temuan tersebut diharapkan bisa mengubah cara yang akan mereka jalani dalam hidup.

Marlow menambahkan, penting bagi dokter untuk memahami tidak hanya bagaimana melakukan intervensi pada tahap paling awal perkembangan bayi memengaruhi fungsi sensor tubuh pada kehidupan selanjutnya. Dokter juga harus mengetahui bagaimana meminimalkan prosedur medis yang menyakitkan bagi bayi prematur.

”Dengan meningkatnya angka kelahiran prematur, studi ini akan membantu dokter meminimalkan prosedur menyakitkan bagi bayi prematur,” kata juru bicara Donasi bagi Bayi yang Butuh Pemeliharaan Khusus.
Sumber : Kompas.com

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar: