Sabtu, 26 Desember 2009

Kenali Wujud Asli Stres

Setiap orang pasti pernah merasakan stres, tapi tidak semua orang dapat menemukan solusi yang tepat. Itu mengapa, Lyle H. Miller, PhD., dan Alma Dell Smith, PhD., melalui bukunya The Stress Solution membantu kita untuk mendefinisikan stres dengan benar. Ketika kita mampu memetakan stres maka dengan mudah menemukan jalan keluarnya.

Semua orang memiliki sumber stres yang sama. Ini adalah pernyataan yang salah karena setiap orang memiliki ketahanan emosi yang berbeda ketika dihadapi dengan berbagai masalah atau sumber stres.

Stres akan selalu berdampak buruk bagi kita. Untuk memahami ini, kita bisa menggunakan analogi alunan musik. Jika alunan musiknya lembut, kita bisa jadi menganggapnya musik yang menenangkan. Tapi ketika kita diberi hentakan musik yang kencang, kita baru bisa mengatakan musik ini memekakan telinga. Hal serupa juga diterapkan pada stres.

Ketika level stres masih ringan maka kita bisa mengartikannya sebagai proses pematangan diri. Tapi begitu kita putus asa, maka penyebab stres akan kita sebut sebagai kehancuran. Tapi ibarat mendengarkan musik yang kita perlukan adalah manajemen emosi. Bagaimana membuat emosi kita bisa sejalan dengan logika untuk mengantarkan kita jalan keluar, karena setiap masalah pasti ada penyelesaiannya.

Sumber stres ada di mana-mana, jadi kita tidak bisa menghindarinya. Tidak sepenuhnya benar, karena jika kita mengetahui tujuan hidup kita maka kita tidak dengan mudah menyerah dengan masalah yang dihadapi.

Pilih cara paling populer atau yang banyak digunakan orang untuk keluar dari masalah. Menyelesaikan masalah tidak bisa menggunakan ilmu universalitas. Karena setiap manusia dilahirkan dengan keunikan masing-masing maka cara kita meresponi masalah yang ada pun akan berbeda. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengenali diri sendiri untuk kemudian memahami bagaimana memetakan masalah sesuai kepekaan kita.

Stres akan disebut sebagai stres ketika kita menunjukkan gejala-gejala kelabilan emosi. Tidak selamanya benar, karena kadang kala kita melakukan pengingkaran ketika kita sedang dihadapkan pada satu masalah. Pengingkaran inilah yang kemudian menumpuk menjadi masalah psikologis yang sangat mungkin mengganggu kesehatan fisik kita.

Untuk itu, sekecil apapun masalah yang kita hadapi, jujurlah pada diri sendiri dan temukan jalan keluarnya dengan keberanian. Karena menghadapi masalah adalah hal yang wajar bagi setiap manusia.

Jika belum sampai pada level gangguan psikologis, tidak perlu kuatir. Tanpa kita sadari, stres ringan pun bisa memengaruhi kebugaran tubuh. Pertanda seperti sakit kepala atau asam lambung yang naik tiba-tiba, sering kali kita anggap sebagai penyakit biasa. Padahal tubuh akan bereaksi mana kala emosi kita tidak stabil. Untuk itu, jangan pernah anggap remeh bahasa tubuh kita.

Sumber : www.preventionindonesia.com

Read More......

Hindarkan Diri dari Depresi

Bila rasa tidak berdaya dan ketidakberkemampuan menyerang kita secara intens, maka hal ini akan menuju pada bentuk distres emosional yang disebut depresi. Bila tidak ditangani, depresi bisa berakumulasi menjadi masalah yang serius.

Depresi juga tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi memberi dorongan bunuh diri yang cukup kuat. Manfaatkan hubungan dengan orang-orang terdekat untuk menyalurkan perasaan dan segera cari pertolongan ahli bila stres tidak teratasi.

Mitos: "Saya tak butuh antidepresi, dengan bantuan teman masalah saya bisa selesai."
Fakta: Anda butuh lebih dari sekadar teman untuk melawan depresi. "Mengutarakan perasaan pada teman dan keluarga memang bisa jadi tempat penyaluran rasa stres, namun orang dengan depresi serius akan lebih baik bila memadukan sesi konseling dan obat antidepresan," kata Vivian Burt, MD, PhD, profesor psikiatri dari David Geffen School of Medicine, UCLA, Amerika Serikat.

Mitos: "Punya anak seharusnya membuat bahagia."
Fakta: 15-20 persen ibu yang melahirkan berpotensi mengalami baby blues. Gejala depresi yang paling umum pasca melahirkan adalah perasaan kosong yang luar biasa, merasa tidak berguna dan tidak berharga, banyak menangis, dan lain sebagainya. Berbagi pekerjaan dalam perawatan anak, menulis buku harian, dan menceritakan perasaan pada suami, orangtua, teman, atau dokter, bisa dilakukan untuk mencegah depresi berkembang lebih jauh.

Mitos: "Ini bukan depresi, ini cuma mood swing karena menopause."
Fakta: Menopause bukan alasan untuk tak mencari pertolongan. "Apa pun yang membuat Anda merasa depresi, sekalipun itu karena menopause, Anda butuh bantuan yang nyata untuk keluar dari kondisi ini," kata Burt.

Mitos: "Saya tak ingin membebani orang lain dengan masalah saya".
Fakta: Bicara dengan teman, atau dengan terapis, akan sangat membantu Anda keluar dari rasa kesepian dan putus asa. "Pada usia lanjut, orang lebih rentan mengalami depresi. Itu sebabnya mereka butuh dukungan dari lingkungannya," kata Burt.

Mitos: "Saya orang yang berprinsip dan yakin dengan semua keputusan saya."
Fakta: Pribadi yang rentan terhadap depresi adalah yang kurang terbuka terhadap sosialisasi dan bersikap pasif reaktif. Biasanya orang dalam kelompok ini punya kecenderungan kuat untuk berpikir sendiri serta selalu berupaya memecahkan masalah sendiri tanpa menyertakan pertimbangan dari orang lain, lingkungan, atau kenyataan. Hal spesifik pada penderita depresi adalah sering menghukum diri dengan pikiran yang sebenarnya membuat mereka susah sendiri.
Sumber : Kompas.com

Read More......

Bayi Kuning, Normalkah?

Bayi kuning atau istilah medisnya ikterus neonatus biasa terjadi pada bayi baru lahir. Sekitar 60 persen bayi lahir cukup bulan dan 80 persen bayi prematur mengalami ikterus. Meski hal biasa, namun tanpa perawatan yang baik, bayi kuning bisa kejang-kejang, bahkan cacat.

Ikterus neonatus terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin dalam darah menjadi bermasalah karena fungsi hati pada bayi baru lahir belum "matang" atau belum optimal. Akibatnya, produks bilirubin bebas berlebihan, sementara proses pembuangannya sedikit.

Kematangan fungsi hati berlainan untuk setiap bayi. Biasanya tiga sampai empat hari setelah bayi dilahirkan, hati baru bisa berfungsi normal. Namun, ada juga bayi yang membutuhkan waktu satu sampai dua minggu.

Pada bayi normal, kadar bilirubin umumnya akan meningkat mulai hari ke-2 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 atau ke-7. Selanjutnya, bilirubin akan menurun kembali kadarnya sampai hari ke-10.

Bila ikterus ini bersifat fisiologis, kadar birilubin tersebut akan berkisar antara 5-7 mg, dan tidak melebihi 12 mg. Namun, jika kadar bilirubin ini mencapai 15 mg, perlu dilakukan penanganan khusus. Jika terlambat mendapat perawatan, bayi bisa mengalami kejang, cacat otak, bahkan meninggal dunia.

Untuk memantau warna kuning pada bayi, perhatikan bagian mata bayi. Jika putih matanya berubah kuning, berarti bayi mengarah ke kuning. Kuning menjalar dari sekitar wajah ke seluruh tubuh. Perhatikan pula warna urin bayi, bila warnanya kuning tua atau cokelat, kemungkinan kadar bilirubinnya sudah sangat tinggi. Orangtua harus segera membawa bayi ke rumah sakit bila bayi tidak aktif, sering mengantuk, lemas, demam, dan tidak mau minum.

Jika kadar bilirubin bayi tinggi, maka fototerapi (terapi sinar biru) perlu dilakukan. Karena kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan keracunan pada otak bayi, yang akhirnya dapat menyebabkan retardasi mental atau palsi serebral. Bila kadar bilirubin tak terlalu tinggi, pemberian ASI bisa sangat membantu.
Sumber : Kompas.com

Read More......

Phthalates Sebabkan Pembesaran Payudara Anak Laki-laki

* Bahan Kimia Plastik Bikin Anak Laki-laki "Melambai?"

Mungkin ada yang belum tahu bahwa mainan plastik ada yang mengandung phthalates, bahan kimia yang sangat berbahaya karena memengaruhi hormon testoteron pada anak laki-laki.

Dalam studi awal yang melibatkan 40 anak di Turki yang didiagnosa mengalami gynecomastia atau pembesaran bagian payudara, ditemukan bahwa kadar phthalates dalam darah mereka cukup tinggi, yakni 2,8 hingga 25 kali lebih tinggi dibanding dengan anak yang tidak menderita gynecomastia.

Sejak lama para ahli memang meragukan keamanan bahan kimia ini. Namun pihak industri plastik berkilah bahwa bahan yang biasa dipakai untuk melembutkan plastik dan menstabilkan pengharum ini aman. Mereka juga menyebut penelitian tersebut hanya melibatkan sedikit anak sehingga belum cukup bukti.

Padahal, sebenarnya sudah cukup banyak data dan studi yang mengonfirmasi bahaya phthalates. Salah satunya adalah risiko anak laki-laki yang bersikap lebih feminin.

Phthalates tidak hanya ditemukan dalam mainan plastik. Bahan kimia ini dipakai pada hampir semua produk yang biasa kita temukan setiap hari,m ulai dari barang elektronik, tirai plastik kamar mandi, serta produk perawatan kulit, seperti parfum atau sampo. Bahan kimia ini juga ditemukan dalam makanan, mengingat banyak makanan yang kita konsumsi disimpan dalam plastik.

Dr.Elif Ozmet dari Hacettepe University, Turki, yang melakukan studi mengenai risiko gynecomastia akibat phthalates mengatakan bahwa risetnya memang tidak secara langsung membuktikan bahwa bahan kimia ini menyebabkan pembesaran payudara pada anak laki-laki.

"Sekitar 65 persen anak laki-laki bisa mengalami gynecomastia. Kondisi ini terjadi karena gangguan keseimbangan hormon estrogen dan testoteron," kata Ozmet yang hasil penelitiannya dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.

Ia menambahkan, bila peningkatan hormon estrogen terjadi karena paparan phthalates, maka hal ini juga bisa menimpa anak perempuan yang akan menyebabkan payudara lebih cepat tumbuh sebelum usia puber. "Dampak dari phthalates memang tidak hanya pada anak laki-laki, tapi konsekuensinya berbeda dari anak perempuan," katanya.

Selain bahan kimia, pembesaran payudara pada anak laki-laki juga bisa terjadi karena faktor keturunan.

Sumber : healthdaynews

Read More......

12 Cara Bantu Perkembangan Bayi di Tahun Pertamanya

Di bulan pertamanya, dekatkan wajah Anda dengan wajahnya agar ia bisa melihat wajah Anda dengan jelas.

Stimulasi tepat sesuai masa perkembangan bayi dari bulan ke bulan akan membantu buah hati Anda mencapai perkembangan optimalnya. Berikut cara-cara mudah yang bisa Anda lakukan bersama si buah hati Anda.

Bulan Pertama
Pada usia ini, si bayi baru bisa melihat dalam jarak dekat, sekitar 8-15 inci (20-40 cm). Saat matanya mulai berkembang, ia akan senang mencoba berfokus pada wajah Anda. Jadi, saat ia terjaga, cobalah untuk bicara dalam jarak dekat dengannya.

Bulan Kedua
Bantu bayi Anda untuk mengembangkan otot tangannya dan indera penglihatannya dengan membantu membuat gerakan tepuk tangan dengan kedua telapak tangannya sambil bernyanyi. Seiring waktu, ia akan mencoba mengikuti gerakan dan suara Anda, sekaligus mengembangkan koordinasi tangan-mata dan bahasa. Di usia ini, bayi juga akan mulai mengikuti ekspresi. Dekatkan si bayi dan ajak ia mencoba melakukan gerakan menjulurkan lidah, beri contoh, tapi jangan dipaksakan. Selain itu, coba gerakan membuka mulut Anda lebar, atau menyeringai.

Bulan Ketiga
Di bulan ini, ia akan mulai mencoba menggunakan tangannya untuk bermain, tak heran jika ia mulai menjatuhkan atau mencoba menggenggam barang-barang di sekitarnya. Dukung tahapan ini dengan memberinya mainan bunyi-bunyian dan yang membantunya belajar menggenggam. Pada usia bulan ketiga ini, ia akan mulai mencoba mengangkat kepalanya. Ajak ia melatih otot lehernya juga dengan cara mendekatkan cermin dengannya. Ini akan menginspirasinya untuk mengangkat kepalanya setara dengan wajahnya untuk melihat gambaran dirinya sendiri.

Bulan Keempat
Pada tahapan ini, kemampuannya untuk bersosialisasi, motorik, dan berbahasa mulai mengalami peningkatan. Anak pun akan mulai menunjukkan emosi dengan mencoba menimbulkan suara dengan mulutnya dengan suara yang ceria untuk menunjukkan rasa bahagia ketika diberikan mainan, atau menggerutu dan menangis marah ketika mainannya Anda ambil. Selain itu, di minggu keempatbelasnya, refleks gelinya mulai terbentuk. Anda bisa mulai membuatnya tertawa dengan menggelitik telapak kakinya.

Bulan Kelima
Di usianya ini, kemampuan telinga dan matanya sudah mulai berfungsi seperti Anda. Ia pun akan mulai menggumam tak jelas, berusaha menyebut papa atau mama. Cobalah untuk bicara kepadanya dan mengajar kata-kata yang mudah untuk diucapnya untuk mengajaknya berkomunikasi. Ulangi kata-kata dan cobalah untuk mendukung si kecil dengan sabar ketika ia mencoba untuk meniru Anda. Mulai bacakan buku untuk bayi dengan menunjukkan benda serta menyebut namanya.

Bulan Keenam
Tak lama lagi, si bayi akan belajar untuk belajar duduk dan bergerak. Buat ia berusaha bergerak sendiri dengan membuatnya dalam posisi tengkurap. Taruh mainan di depannya, dan buat ia agar ingin meraih benda tersebut. Karena di usia ini bayi akan mencoba untuk mengenali sesuatu lewat indera pengecapnya (lidah), maka ia akan mencoba memasukkan segala yang ia ingin tahu ke mulutnya. Pastikan mainannya lebih besar dari mulutnya dan tidak bisa ia telan.

Bulan Ketujuh
Di bulan ketujuh ini, perkembangan tangannya mulai tampak. Khususnya gerakan menggenggam dan mencubit. Stimulasi kemampuan motorik halusnya dan koordinasinya ini dengan membuatnya mau mengambil barang kecil untuk ia coba raih. Misal, dengan mencoba mengambil sendok plastik atau cangkir kecil.

Bulan Kedelapan
Waktunya untuk menstimulasi kepandaian spasial dan pengucapan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberinya mainan mencocokkan balok besar, atau coba tanyakan kepada si bayi "Mana hidung Adik?". Setiap kali Anda bermain menunjuk bagian tubuhnya, hal tersebut akan mulai mengajarnya arti dari kata-kata.

Bulan Kesembilan
Si kecil akan mulai merasa terkesima dengan benda-benda berengsel dan cara kerjanya. Lihat betapa terhiburnya ia dengan buku yang kulit mukanya terbuat dari karton kaku, pintu lemari, boks dengan kuping penutupnya, atau mainan yang bisa dibuka-tutup. Seiring ia bermain membuka-menutup boks atau pintu, ia juga melatih koordinasi tangan dan tangannya.

Bulan Kesepuluh
Si kecil akan menyukai permainan mencari barang yang tersembunyi. Latihlah saraf motorik halusnya dengan bermain mencari benda yang hilang. Misal, sembunyikan mainannya yang berwarna cerah di bawah bantal atau kain, kemudian taruh tangannya di atas penutup tersebut, kemudian biarkan ia "menemukan" barang tersebut. Tak berapa lama lagi, ia akan bisa menemukan barang tersebut tanpa butuh bantuan.

Bulan Kesebelas
Tetap ajarkan cara berkomunikasi dan berbahasanya dengan permainan dan lagu-lagu. Kemampuan berbahasanya terbentuk melalui interaksi dengan manusia lain, bukan lewat acara televisi, jadi upayakan untuk berbicara dengan si kecil sesering mungkin. Katakan padanya apa yang sedang Anda lakukan, tanyakan pertanyaan, dan gunakan gerakan-gerakan dramatis, serta intonasi berbeda. Ia akan menonton Anda dan akan mencoba meniru.

Perlu Diingat
Beberapa bayi mungkin akan mengalami perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat ketimbang yang dituliskan di atas, atau dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Jangan langsung panik, karena bayi memiliki ritme perkembangannya sendiri. Perkembangan yang lambat ketimbang teman seusianya jarangkali menjadi pertanda ada masalah pada si bayi. Jika Anda memiliki kekhawatiran, silakan tanyakan ke dokter anak. Sebagai orangtua, Anda perlu ketahui, bahwa perkembangan bayi sangat cepat, jika Anda tidak menikmatinya, perkembangan tersebut akan berlalu begitu saja. Maka, usahakan untuk menikmati menit-menit Anda bersamanya. Lagipula, ia adalah anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa, kan?
Sumber : WebMD

Read More......

6 Risiko Bayi Sesar

Jika bayi bisa lahir secara alami, mengapa harus disesar? Ternyata, bayi lahir sesar lebih beresiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal. Apa saja gangguan itu? Dr.Erick Fransisco Kan, M.Med, Sp.A dari Siloam Hospital Karawaci membeberkannya.

1. Gangguan pernapasan
TTNB (Transient Tachypnea of the New Born) adalah gangguan pernapasan yang paling sering dikhawatirkan terjadi pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak terkompresi mengingat bayi sesar tinggal "terima jadi". Padahal, proses persalinan per vaginam melewati jalan lahir inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar.

Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi rahim ibu secara berkala. Kontraksi yang lama-kelamaan semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Nah, pada bayi sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan sempurna.

2. Rendahnya sistem kekebalan tubuh
Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam. Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan. Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.

3. Rentan alergi
Baik dari kondisi "kotor" di jalan lahir yang tidak dilalui si bayi yang dilahirkan secara sesar, maupun tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, membuat risiko alergi pada bayi jadi lebih tinggi. Belum lagi paparan antibiotik yang biasanya diberikan kepada bayi sesar sebagai langkah berjaga-jaga dari kemungkinan infeksi, juga meningkatkan risiko alergi.

4. Emosi cenderung rapuh
Meski belum terbukti melalui penelitian ilmiah, kondisi psikologis bayi sesar diduga cenderung lebih rapuh dibanding bayi yang dilahirkan secara normal. Faktanya, bayi yang lahir normal memang dihadapkan pada kondisi tidak nyaman dimana ia harus melewati jalan lahir yang sempit dan berliku disertai tekanan hebat akibat kontraksi rahim. Perjuangan inilah yang diyakini dapat melatih mental si kecil sejak dini. Boleh jadi faktor ini memberi kontribusi tersendiri terhadap kepribadian si anak kelak.

Akan tetapi pola asuh yang diberikan orangtua dan bagaimana pengaruh lingkungan terbukti lebih ikut memberi warna apakah seseorang lebih tahan banting atau tidak ketika menghadapi stres kehidupan.

5. Terpengaruh anestesi
Kondisi ini mungkin saja terjadi. Karenanya, tim dokter yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi harus berhitung secermat mungkin agar pembiusan pada bayi berpengaruh seminim mungkin. Untuk itu, umumnya anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal yang berdosis rendah. Penggunaan bius total membuat bayi terlihat agak ngantuk karena dikeluarkan saat masih di bawah pengaruh anestesi.

6. Minim peluang IMD
Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk menjalani IMD alias inisiasi menyusu dini. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda dari kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat untuk mencapai payudara ibu. Sementara pada persalinan sesar, hal yang tak bisa segera dilakukan mengingat bayi biasanya langsung dipasangi infus dan selang oksigen guna membantu pernapasannya. Si ibu pun umumnya masih dalam keadaan "teler" akibat pengaruh obat anestesi.
Sumber : www.tabloid-nakita.com

Read More......